Hari Batik Nasional lebih dari sekadar perayaan warisan budaya, tetapi juga merupakan momen untuk merefleksikan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Batik bukan hanya seni melukis kain, melainkan juga simbol harmoni, kesabaran, dan keharmonisan sosial. Setiap motif dan warna batik mewakili filosofi yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk kebersamaan, persatuan, dan toleransi.
Dalam konteks global yang sering diwarnai oleh perpecahan, nilai-nilai ini menjadi sangat relevan. Batik mengajarkan kita bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan elemen yang memperkaya kebersamaan. Berbagai motif dari daerah yang berbeda menggambarkan keragaman budaya Indonesia, namun semuanya menyatu dalam satu bentuk seni yang indah. Ini mencerminkan konsep bahwa perdamaian global hanya dapat tercipta melalui pengakuan, penghargaan, dan pemeliharaan keberagaman.
Lebih jauh lagi, batik telah menjadi alat diplomasi budaya yang mempererat hubungan antarbangsa. Sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang diakui UNESCO, batik tidak hanya memperkenalkan keindahan seni lokal, tetapi juga mengundang dunia untuk merenungkan pentingnya menghargai tradisi dan warisan bersama. Dalam setiap helai kain batik, terkandung pesan bahwa perdamaian dimulai dari sikap saling menghargai dan mengapresiasi perbedaan.
Mewarisi nilai-nilai kearifan lokal batik berarti membawa pesan-pesan damai ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan generasi muda untuk menghargai dan melestarikan batik bukan hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menanamkan sikap toleransi, kerjasama, dan kedamaian. Jika nilai-nilai ini dapat diinternalisasi di tingkat lokal, maka potensi untuk membangun perdamaian global akan semakin besar.
Oleh karena itu, dalam merayakan Hari Batik Nasional, kita tidak hanya merayakan keindahan seni, tetapi juga meresapi nilai-nilai luhur yang dapat menjadi fondasi bagi dunia yang lebih damai.
Penulis :
DassirDuta Damai BNPT RI Regional Aceh