free page hit counter

Sejarah Hari Santri Indonesia

Di Indonesia, Hari Santri merupakan peringatan nasional penting yang mengakui kontribusi santri (siswa pesantren) terhadap sejarah dan pembangunan negara. Indonesia memiliki santri identik dengan, tempat para siswa menerima pendidikan agama serta pendidikan umum. Hari tersebut ditandai dengan berbagai acara dan kegiatan, yang mencerminkan makna budaya dan agama yang mengakar dalam komunitas santri di negara ini. Peringatan tersebut ditetapkan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo melalui keputusan presiden, yang mengakui tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Tanggal ini dipilih untuk memperingati dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh ulama Islam Hasyim Asy’ari pada tahun 1945. Resolusi tersebut mendesak umat Islam Indonesia untuk mengangkat senjata dan mempertahankan negara dari pasukan kolonial, khususnya Belanda yang kembali setelah pendudukan Jepang.

Seruan bersejarah ini memainkan peran penting dalam mengilhami perlawanan selama Revolusi Nasional Indonesia. Perayaan Hari Santri meliputi:

  1. Upacara Keagamaan: Doa khusus, pembacaan Al-Qur’an, dan acara dzikir (mengingat Tuhan) diadakan di masjid, sekolah Islam, dan pesantren di seluruh negeri.
  2. Pawai dan Pertunjukan Budaya: Pawai sering kali menampilkan para siswa dengan pakaian adat Islam, diiringi musik, demonstrasi bela diri, dan pertunjukan budaya yang menampilkan tradisi lokal.
  3. Kompetisi dan Acara Pendidikan: Sering kali ada kontes di bidang-bidang seperti nyanyian keagamaan, kaligrafi Arab, kuis Islam, dan kegiatan lain yang menyoroti aspek pendidikan dari pembelajaran Islam.
  4. Dukungan Pemerintah dan Masyarakat: Pemerintah daerah, organisasi keagamaan, dan tokoh masyarakat berpartisipasi dalam atau menyelenggarakan acara untuk menekankan nilai kontribusi santri dalam membangun masyarakat yang damai, beragam, dan harmonis.

Hari Santri tidak hanya menghormati kontribusi historis tetapi juga menekankan peran berkelanjutan komunitas santri dalam mempromosikan Islam moderat dan melawan radikalisme di Indonesia. Ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya persatuan, toleransi, dan pengabdian dalam lanskap multikultural bangsa ini.

Penjelasan tentang Hari Santri di Indonesia sudah mencakup aspek-aspek penting mengenai sejarah, perayaan, dan maknanya bagi masyarakat. Beberapa poin penjelasan untuk melengkapi pemahaman tentang Hari Santri adalah:

  1. Pesantren sebagai Pusat Pembelajaran dan Pemberdayaan: Pesantren di Indonesia tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga memainkan peran dalam pemberdayaan masyarakat dengan mengajarkan keterampilan kewirausahaan, pertanian, dan teknologi. Peran pesantren terus berkembang, tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi komunitas sekitar.
  2. Hari Santri sebagai Simbol Perlawanan Terhadap Penjajahan: Dengan dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh Hasyim Asy’ari, Hari Santri juga menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan dan memperingati semangat juang santri dalam membela kemerdekaan Indonesia. Semangat ini dikenal dengan istilah “jihad fisabilillah,” yang berarti berjuang di jalan Allah untuk membela tanah air.
  3. Penguatan Nilai-nilai Islam Nusantara: Hari Santri juga merupakan momentum untuk memperkuat konsep “Islam Nusantara,” yaitu pendekatan Islam yang mengakomodasi budaya lokal dan mendukung nilai-nilai perdamaian dan toleransi. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang tetap menjunjung tinggi kebhinekaan.
  4. Pesantren sebagai Agen Perdamaian: Sejak lama, pesantren berperan dalam mengajarkan nilai-nilai perdamaian dan moderasi dalam beragama. Santri dilatih untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya taat secara spiritual tetapi juga bijak dalam menyikapi perbedaan dan menyebarkan kedamaian di tengah masyarakat.
  5. Dukungan Pemerintah dalam Pengembangan Pesantren: Pemerintah Indonesia terus memberikan perhatian pada pengembangan pesantren dengan berbagai kebijakan, termasuk dukungan dalam peningkatan kualitas pendidikan, fasilitas, dan pengakuan formal terhadap lulusan pesantren. Hal ini menunjukkan komitmen negara untuk menjadikan pesantren sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Perayaan Hari Santri meneguhkan kembali peran penting santri dan pesantren dalam sejarah Indonesia, sekaligus menyongsong masa depan dengan menjadikan mereka sebagai agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap menjaga nilai-nilai agama dan budaya lokal.

Santri memiliki peran penting dalam mempengaruhi perdamaian dunia, terutama melalui ajaran Islam yang moderat dan nilai-nilai inklusif yang dikembangkan di Indonesia. Dengan pendekatan yang mengedepankan toleransi, perdamaian, dan keadilan, santri berkontribusi secara signifikan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan menolak ekstremisme. Berikut beberapa cara bagaimana santri berperan dalam mempengaruhi perdamaian dunia:

  1. Promosi Islam Moderat: Santri, khususnya di Indonesia, diajarkan untuk memahami dan menerapkan konsep “Islam rahmatan lil ‘alamin” (Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam). Pendekatan ini menekankan Islam yang moderat, toleran, dan ramah terhadap perbedaan, sehingga mampu menawarkan wajah Islam yang damai dan inklusif di tengah-tengah kekhawatiran global tentang radikalisme dan ekstremisme.
  2. Pendidikan Toleransi dan Dialog Antaragama: Pesantren seringkali mempromosikan dialog antaragama dan mengajarkan santri untuk menghargai perbedaan keyakinan. Hal ini tidak hanya bermanfaat di tingkat lokal tetapi juga memberikan contoh bagi komunitas Muslim di seluruh dunia tentang pentingnya membangun hubungan yang harmonis dengan pemeluk agama lain.
  3. Keterlibatan dalam Forum Internasional: Tokoh-tokoh dari komunitas santri sering terlibat dalam forum internasional yang membahas isu-isu perdamaian dan kerukunan umat beragama. Mereka menyuarakan pengalaman Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang tetap mampu menjaga pluralisme dan demokrasi. Pengalaman ini memberikan perspektif berharga dalam diskusi global tentang bagaimana mengatasi konflik berbasis agama.
  4. Pesantren sebagai Pusat Pendidikan Perdamaian: Banyak pesantren di Indonesia telah mengadopsi program-program pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai perdamaian, anti-kekerasan, dan resolusi konflik. Lulusan pesantren, yang membawa prinsip-prinsip tersebut, dapat menjadi duta perdamaian di berbagai belahan dunia, baik sebagai ulama, aktivis, maupun diplomat.
  5. Penguatan Konsep Islam Nusantara: Islam Nusantara adalah bentuk praktik Islam yang khas di Indonesia, yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal untuk mempromosikan harmoni dan keberagaman. Konsep ini menjadi inspirasi bagi komunitas Muslim di berbagai negara untuk mengeksplorasi pendekatan serupa yang sesuai dengan konteks lokal mereka, sehingga dapat mengurangi potensi konflik.
  6. Jaringan Internasional Pesantren: Dengan adanya kerjasama antara pesantren-pesantren di Indonesia dengan lembaga pendidikan Islam lainnya di dunia, terjadi pertukaran ilmu dan budaya yang memperkaya pemahaman bersama tentang pentingnya perdamaian dan keadilan. Santri yang berpartisipasi dalam program pertukaran internasional ini membawa serta nilai-nilai moderasi dan perdamaian ke tempat lain.
  7. Melawan Radikalisme dan Ekstremisme: Di tengah meningkatnya radikalisme, santri berperan sebagai agen yang mempromosikan kontra-narasi terhadap ideologi kekerasan. Mereka aktif dalam memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam dan menolak penyalahgunaan agama untuk tujuan yang merusak.

Secara keseluruhan, santri berperan sebagai duta moderasi dan perdamaian, yang tidak hanya berdampak di Indonesia tetapi juga di tingkat global. Melalui pendidikan, dialog, dan keterlibatan dalam isu-isu internasional, mereka membantu memperkuat nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan keadilan di dunia.

 

Penulis :

Melsa RayanDuta Damai BNPT RI Regional Aceh