free page hit counter

Tujuan dan Makna Hari Perdamaian Internasional

Diperingati setiap tanggal 21 September dan ditetapkan oleh PBB pada tahun 1981, hari ini bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen global terhadap perdamaian serta mengingatkan masyarakat dunia akan pentingnya menyelesaikan konflik secara damai.

Tujuan dan Makna Hari Perdamaian Internasional:

1. Meningkatkan kesadaran : Mengingatkan dunia akan pentingnya perdamaian dan tantangan yang dihadapi dalam mencapainya.

2. Mendorong dialog dan kerjasama : Mendorong negara-negara dan komunitas untuk terlibat dalam dialog dan kerjasama guna menyelesaikan konflik dan mencegah kekerasan.

3. Menghormati gencatan senjata : Mempromosikan gencatan senjata di area konflik sebagai simbol usaha untuk mengurangi kekerasan dan memberikan ruang bagi bantuan kemanusiaan.

4. Promosi nilai-nilai perdamaian : Mengajak individu dan komunitas untuk mengadopsi nilai-nilai perdamaian dalam kehidupan sehari-hari serta mendukung upaya menuju dunia yang lebih damai dan inklusif.

 

Biasanya Peringatan Hari Perdamain Dunia dilakukan Kegiatan-kegiatan seperti :

1.  Kampanye Kesadaran : Berbagai organisasi dan individu melaksanakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang perdamaian dan konflik.

2.  Acara dan Diskusi : Seminar, diskusi, dan acara publik diadakan untuk membahas isu perdamaian dan berbagi solusi.

3.  Aktivitas Komunitas : Kegiatan lokal seperti dialog komunitas, pameran seni, dan acara olahraga untuk mempromosikan harmoni sosial.

Dapat disimpulkan bahwa hari perdamaian Internasional merupakan kesempatan bagi semua orang untuk berkontribusi dalam upaya perdamaian, baik melalui tindakan individu maupun kolektif, dan untuk merefleksikan peran mereka dalam menciptakan dunia yang lebih damai.

“Perdamaian sangat dibutuhkan hari ini daripada sebelumnya. Peperangan dan konflik menghasilkan kehancuran, kemiskinan, dan kelaparan, serta mengusir puluhan juta orang dari rumah mereka. Kekacauan iklim terjadi di mana-mana. Dan bahkan negara-negara yang damai pun dicengkeram oleh kesenjangan yang menganga dan polarisasi politik.” – Sekretaris Jenderal António Guterres