Pilkada adalah ruh sistem demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, dalam sistem ini rakyat diberikan kebebasan untuk memilih dan dipilih atas dasar UUD 1945. Dan menjadi sarana kedaulatan rakyat untuk memilih pemimpin secara langsung untuk kemajuan daerah
masing-masing. Indonesia sendiri merupakan bangsa yang menganut sistem demokrasi yang mengizinkan warga negara untuk ikut serta baik secara langsung atau perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum di mana semua rakyat di berikan hak yang sama tanpa membedakan ras,suku dan agama
Pada kegiatan ini menghadirkan tiga dari empat pasangan calon yang diwakilkan wakil wali kota yakni, Mulia Rahman, Isnaini Husda, serta Khairul Amal, Pasangan Iliza Sa’aduddin Djamal dan Afdhal Khalilullah tidak dapat hadir
Pada Diskusi tersebut dipandu oleh berbagai organisasi seperti Gerakan Anti Korupsi (GeRAK), Masyarakat Anti Hoaks Aceh (MAHA), Koalisi Anak Muda Democracy Resilience (Kamu Demres) dan Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA), yang secara konsisten mengawal isu-isu integritas dan transparansi di Banda Aceh.
Destika Gilang Lestari, Program Officer GERAK Aceh, menjelaskan tujuan utama kegiatan ini agar warga kota Banda Aceh menjadi pemilih yang cerdas, memilih berdasarkan gagasan bukan karena uang. Menjelang pilkada tentunya sentiment di tengah masyarakat semakin tinggi di karenakan akan langsung memilih calon kepala daerah, politik uang, polarisasi, dan ujaran kebencian akan menjadi dinamika yang di hadapi menjelang pilkada 2024 ini. Apalagi pada masa kampanye akan sangat rawan menimbulkan pontesi konflik bagi masyarakat, politik uang berpotensi mewarnai pesta demokrasi di Banda Aceh. Sebab, kontestasi di tingkat lokal dengan skala pemilih yang lebih kecil kerap membutuhkan pendekatan personal yang berujung pada praktik jual beli suara.
Dalam hal ini peran warga juga menjadi bagian penting dalam mengawal jalannya pilkada yang demokratis di kota Banda Aceh, suara warga nantinya juga akan mendominasi pada pilkada 2024, maka perlu dilakukan kolaborasi bersama penyelenggara pemilu, seluruh stekholder dan pemangku kepentingan untuk mengawasi jalannya Pilkada secara damai, transparan dan demokratis. Sehingga dengan adanya kolaborasi antara penyelenggara pemilu dengan elemenn masyarakat mampu menghadapi berbagai persoalan, salah satunya tentang politik uang.
Melihat kondisi di atas, Masyarakat sipil Banda Aceh termasuk Duta Damai Regioanal Aceh mendukung inisiasi Gerak Aceh dalam diskusi Desak Paslon Wali Kota Bersama Warga Banda Aceh, agar warga menjadi pemilih cerdas, mereka memilih karena melihat program kerja nyata calon untuk kemajuan Banda Aceh ke depan. Penting sekali untuk dilakukan untuk mempertemukan pemilih dengan calon yang akan mereka pilih. sehingga mereka bisa mengetahui gagasan apa yang akan di tawarkan oleh setiap calon. menyatukan opini publik dan sebagai langkah edukasi pemilih agar cerdas dalam mentukan pilihan berdasarkan gagasan para calon kepala daerah, bukan memilih karena uang.
Diskusi ini dihadiri 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, komunitas, penyandang disabiltas, dan pemuda.
Penulis :
Firman IlmiKordiv Litbang Duta Damai BNPT RI Regional Aceh