free page hit counter

Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Proses Damai Seorang Manusia

Isra Mi’raj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang melibatkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terdiri dari dua bagian, yaitu Isra (perjalanan malam) dan Mi’raj (kenaikan). Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-10 kenabian, sekitar 621 M, dan menjadi momen yang sangat bermakna dalam perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW serta umat Islam. Isra (Perjalanan Malam): Isra adalah perjalanan malam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram di Mekkah menuju Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW menunggangi Buraq, sebuah hewan yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, yang membawa beliau dalam perjalanan tersebut. Isra menggambarkan perjalanan fisik Nabi Muhammad SAW yang menempuh jarak yang sangat jauh dalam waktu yang sangat singkat, sebagai mukjizat dari Allah SWT.

Mi’raj (Kenaikan ke Langit): Setelah tiba di Masjid al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW melakukan shalat bersama para nabi terdahulu. Setelah itu, beliau diangkat ke langit dalam peristiwa Mi’raj. Nabi Muhammad SAW naik ke langit melalui pintu-pintu surga, bertemu dengan para nabi dan malaikat, serta melihat keadaan alam akhirat. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam.

 

Proses Damai Seorang Manusia:

Isra Mi’raj, meskipun merupakan peristiwa luar biasa yang terjadi secara spiritual, juga mengandung banyak pelajaran tentang proses damai dalam kehidupan manusia. Ada beberapa aspek yang dapat diambil dari peristiwa ini untuk memahami bagaimana seorang manusia bisa menjalani proses damai, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, maupun Tuhan.

  1. Kedamaian dalam Hubungan dengan Tuhan (Allah SWT):
    Isra Mi’raj mengingatkan umat Islam akan pentingnya hubungan yang kuat dengan Allah SWT. Perintah shalat yang diterima Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Mi’raj menekankan pentingnya beribadah dengan khusyuk, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kedamaian batin. Shalat lima waktu menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan hidup, menghindari konflik batin, dan menemukan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Penerimaan dan Tawakal:
    Nabi Muhammad SAW menjalani peristiwa ini dengan penuh tawakal kepada Allah. Ketika menghadapi berbagai ujian dan tantangan dalam hidup, termasuk peristiwa-peristiwa yang sangat berat, Nabi menunjukkan bahwa kedamaian sejati berasal dari ketundukan dan penerimaan terhadap takdir Allah. Proses ini mengajarkan umat Islam untuk selalu berserah diri kepada Allah, meski dalam kondisi yang sulit sekalipun, dan percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik.
  3. Perdamaian dalam Masyarakat:
    Isra Mi’raj juga mengajarkan tentang pentingnya ukhuwah (persaudaraan) dan kedamaian antar sesama umat manusia. Dalam peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi yang menunjukkan betapa pentingnya hubungan antar umat beragama dan sesama manusia. Proses ini mengajarkan bahwa perdamaian dimulai dengan saling menghormati, toleransi, dan bekerja sama dalam kebaikan untuk mencapai kedamaian yang lebih besar di dunia.
  4. Proses Pembersihan Hati (Tazkiyah):
    Selama perjalanan spiritual ini, Nabi Muhammad SAW juga mengalami proses pembersihan jiwa. Mi’raj merupakan simbol pembersihan hati dan pikiran dari segala bentuk dosa dan kesalahan. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu harus melalui proses introspeksi untuk membersihkan hatinya, menjauhi sifat-sifat buruk, dan mendekatkan diri kepada Allah untuk mencapai kedamaian batin.
  5. Shalat sebagai Jalan Damai:
    Shalat yang diwajibkan setelah Mi’raj adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhan. Dalam shalat, seorang Muslim dapat merasakan kedamaian, ketenangan, dan konsentrasi penuh kepada Allah. Shalat memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk menyucikan dirinya dari dosa, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan menjaga kedamaian dalam hidup.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW bukan hanya sebuah peristiwa spiritual yang luar biasa, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan yang mengajarkan pentingnya kedamaian dalam kehidupan seorang manusia. Proses damai yang diajarkan melalui Isra Mi’raj mencakup kedamaian dengan Tuhan melalui ibadah, kedamaian dengan diri sendiri melalui penerimaan takdir dan pembersihan hati, serta kedamaian dengan sesama manusia melalui ukhuwah dan toleransi. Dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, umat Islam diajak untuk menjalani hidup dengan penuh kedamaian dan keseimbangan, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun pribadi.

Penulis :

Devi Wulan Dari – Pemuda Penggerak Aceh