free page hit counter

Hari Demokrasi Internasional 2024: Momentum untuk Refleksi dan Pembaruan

Setiap tahun, tanggal 15 September diperingati sebagai Hari Demokrasi Internasional. Ini adalah momen penting untuk merenungkan perkembangan, tantangan, dan masa depan demokrasi di seluruh dunia. Di tahun 2024, Hari Demokrasi Internasional terasa semakin signifikan karena berbagai peristiwa global yang mempengaruhi cara kita memandang sistem politik ini. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi bahkan di negara maju, demokrasi saat ini menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius.

 

Demokrasi: Makna dan Nilai-Nilai Dasarnya

Demokrasi, dalam arti sederhananya, adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Prinsip dasar ini menekankan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Dalam demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat, hak untuk memilih, dan hak untuk mendapat informasi adalah nilai-nilai fundamental yang harus dijaga dan dilindungi.

Namun, dalam kenyataannya, praktik demokrasi sering kali berbeda dari idealisme tersebut. Di beberapa negara, demokrasi masih berada dalam tahap transisi atau bahkan mengalami kemunduran. Oleh karena itu, Hari Demokrasi Internasional tahun 2024 menjadi kesempatan untuk mengevaluasi sejauh mana demokrasi telah berjalan dan bagaimana kita bisa memperkuatnya di masa depan.

 

Tantangan Demokrasi di Era Digital

Salah satu isu besar yang dihadapi demokrasi saat ini adalah dampak dari perkembangan teknologi digital. Di satu sisi, teknologi telah membawa manfaat luar biasa bagi demokrasi. Media sosial, misalnya, telah membuka ruang partisipasi publik yang lebih luas. Orang dapat dengan mudah berbagi pandangan, mengkritik pemerintah, atau mendukung suatu gerakan politik. Informasi juga menjadi lebih mudah diakses, memungkinkan masyarakat untuk lebih kritis dan terlibat dalam proses politik.

Namun, sisi gelap dari teknologi ini juga tidak bisa diabaikan. Penyebaran disinformasi, propaganda, dan berita palsu telah menciptakan tantangan baru bagi demokrasi. Manipulasi opini publik melalui media sosial dan platform digital telah menjadi alat yang digunakan untuk melemahkan demokrasi. Pemilu di beberapa negara, termasuk negara-negara maju, telah tercemar oleh campur tangan digital yang mengarah pada polarisasi masyarakat dan delegitimasi hasil pemilu.

Selain itu, algoritma media sosial sering kali memperkuat bias konfirmasi, di mana orang cenderung hanya terpapar pada informasi yang mendukung pandangan mereka sendiri. Akibatnya, ruang publik yang seharusnya menjadi tempat diskusi dan perdebatan yang sehat malah berubah menjadi medan perpecahan. Dalam konteks ini, Hari Demokrasi Internasional 2024 menjadi kesempatan untuk merenungkan bagaimana teknologi dapat digunakan dengan bijaksana untuk memperkuat demokrasi, bukan melemahkannya.

 

Ancaman Terhadap Kebebasan Sipil

Selain tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi, demokrasi juga menghadapi ancaman dari penurunan kebebasan sipil di berbagai negara. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pemerintah yang mengambil langkah-langkah untuk memperketat kontrol atas media, membatasi kebebasan berpendapat, dan melemahkan oposisi politik. Ini terjadi tidak hanya di negara-negara dengan sejarah demokrasi yang lemah, tetapi juga di negara-negara yang sebelumnya dianggap sebagai model demokrasi.

Hari Demokrasi Internasional tahun 2024 harus menjadi momen bagi masyarakat internasional untuk mengecam tindakan-tindakan semacam ini dan menyerukan pentingnya mempertahankan kebebasan sipil sebagai pilar utama demokrasi. Tanpa kebebasan sipil, demokrasi hanya akan menjadi formalitas belaka, di mana pemilu diadakan tetapi suara rakyat tidak benar-benar didengar.

 

Ketidaksetaraan Ekonomi dan Pengaruh terhadap Demokrasi

Ketidaksetaraan ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang mengancam stabilitas demokrasi. Di banyak negara, kesenjangan antara orang kaya dan miskin semakin melebar, dan ini berdampak langsung pada bagaimana demokrasi berfungsi. Ketika segelintir elit ekonomi memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap kebijakan publik, maka suara rakyat biasa sering kali terabaikan. Ini menciptakan ketidakpercayaan terhadap institusi demokrasi, di mana masyarakat merasa bahwa pemerintah tidak lagi mewakili kepentingan mereka, melainkan hanya melayani kepentingan kelas elit.

Di Hari Demokrasi Internasional 2024, penting untuk menyoroti bagaimana ketidaksetaraan ekonomi dapat mengikis fondasi demokrasi. Reformasi ekonomi yang lebih adil dan inklusif diperlukan untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik, tanpa terkecuali.

 

Krisis Perubahan Iklim dan Demokrasi

Tantangan global lainnya yang berpotensi mengganggu demokrasi adalah krisis perubahan iklim. Isu ini bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang keadilan sosial dan politik. Dampak perubahan iklim paling dirasakan oleh kelompok-kelompok yang paling rentan dalam masyarakat, sementara mereka yang memiliki kekuasaan dan sumber daya cenderung lebih terlindungi. Ketidakadilan ini menciptakan ketegangan sosial dan politik yang dapat mengganggu stabilitas demokrasi.

Selain itu, penanganan krisis iklim membutuhkan tindakan kolektif dan jangka panjang, yang sering kali bertentangan dengan dinamika politik jangka pendek dalam demokrasi. Pemimpin politik sering kali terjebak dalam siklus pemilu yang membuat mereka lebih fokus pada kebijakan yang populer dalam jangka pendek, daripada mengambil langkah-langkah jangka panjang yang diperlukan untuk menangani krisis iklim. Hari Demokrasi Internasional 2024 harus menjadi momen untuk menekankan pentingnya integrasi isu perubahan iklim ke dalam agenda politik demokrasi di seluruh dunia.

 

Membangun Demokrasi yang Lebih Inklusif

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi demokrasi, Hari Demokrasi Internasional 2024 juga menjadi momen untuk memikirkan cara-cara untuk memperkuat demokrasi dan membuatnya lebih inklusif. Salah satu langkah penting adalah memastikan bahwa kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan, seperti perempuan, minoritas etnis, dan kelompok LGBTQ+, memiliki akses yang sama terhadap proses politik.

Demokrasi yang inklusif tidak hanya berarti memberikan hak suara kepada semua orang, tetapi juga memastikan bahwa suara-suara mereka didengar dan dihargai dalam pengambilan keputusan. Representasi politik yang lebih adil dan beragam adalah kunci untuk membangun demokrasi yang kuat dan tahan lama. Di banyak negara, meskipun secara hukum semua warga negara memiliki hak yang sama, dalam praktiknya masih banyak kelompok yang kesulitan untuk terlibat secara penuh dalam proses politik.

 

Peran Masyarakat Sipil dalam Memperkuat Demokrasi

Masyarakat sipil memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memperkuat demokrasi. Organisasi masyarakat sipil, termasuk LSM, kelompok advokasi, dan gerakan sosial, sering kali menjadi benteng terakhir dalam melindungi hak-hak warga negara dan mendorong pemerintah untuk bertindak lebih transparan dan akuntabel. Hari Demokrasi Internasional 2024 harus menjadi momen untuk mengapresiasi peran penting masyarakat sipil dan mendorong partisipasi yang lebih besar dari mereka dalam proses politik.

Namun, di beberapa negara, ruang bagi masyarakat sipil semakin dipersempit. Pemerintah yang otoriter sering kali melihat keberadaan masyarakat sipil sebagai ancaman terhadap kekuasaannya dan berusaha untuk membungkam mereka melalui berbagai cara, seperti pengetatan regulasi, kriminalisasi aktivis, atau intimidasi.

 

Penutup: Demokrasi adalah Proses yang Berkelanjutan

Hari Demokrasi Internasional 2024 mengingatkan kita bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang sudah selesai. Demokrasi adalah proses yang terus berkembang dan memerlukan perbaikan berkelanjutan. Tantangan-tantangan yang dihadapi demokrasi saat ini, mulai dari disinformasi digital, ketidaksetaraan ekonomi, hingga krisis iklim, menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah.

Kita harus terus memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan memastikan bahwa sistem politik ini tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perubahan zaman. Di Hari Demokrasi Internasional 2024, marilah kita bersama-sama merenungkan bagaimana kita dapat bekerja menuju demokrasi yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan di masa depan.

 

Penulis :

 

Benny Syuhada

Duta Damai BNPT RI Regional Aceh